Selasa, 08 Mei 2012

Niat karena Allah



Sejak lama ingin sekali menulis perjalanan haji yang alhamdulillah hampir 6 tahun lalu terlaksana,alhamdulillah...puji syukur kepada-Mu ya Allah yang telah mengkaruniakan banyak sekali nikmat yang tidak terhitung lagi jumlahnya.
Bukan untuk memamerkan kepada semua orang "lihat nih aku sudah pergi haji,panggil doonk dengan sebutan Bu Hajjah...Naudzu billahi min Dzaalik.."semoga aku terhindar dari fikiran seperti itu,amiin.
Insya Allah aku buat catatan perjalanan hajiku dalam cerita bersambung,agar pembaca tidak bosan dan cape....okay??


September 2006

Suhu diluar rumah begitu menusuk di penghujung tahun 2006 yang lalu.
Walaupun demikian ,tidak mengurangi semangatku untuk datang ke travel biro milik orang Indonesia di Den Haag.
Pagi-pagi kami bertiga aku,suami dan putri kami ,Salsabila bersiap-siap berangkat ke kota Den Haag dengan menempuh perjalanan sekitar 1 jam 45 menit.
Keluar dari rumah seperti biasanya kami dan anak-anak membiasakan membaca doa keluar rumah memohon keselamatan dari Yang Kuasa.
Perjalanan kami mulai dengan bus nomor 7 yang menuju ke Stasiun Utrecht Central .Subhanallah walaupun cuaca sangat dingin tapi tetap saja kehidupan dijalan-jalan menuju ke stasiun lumayan ramai.Memang jika dibandingkan dengan lingkungan tempat tinggal kami yang berada diujung utara kota Utrecht, yang relatif lebih tenang ,apalagi jika hari minggu tiba.

Setelah kurang lebih 25 menit sampailah kami di satsiun Utrecht Centraal.Segera Suamiku membeli karcis kelas 2 dengan tujuan Den Haag untuk kami berempat.
Tidak lama harus menunggu,kereta api bertingkat dua tujuan Den Haag pun tiba dan kami masuk kedalam kereta api .
Kami memilih tempat duduk di lantai atas kereta karena anak-anak paling suka disana.Karena kata mereka : "Enak Mi....diatas kita bisa lihat-lihat pemandangan diluar trein lho Mi.Kalau dibawah khan nggak bagus Mi..."
Ïya nggak apa-apa sayang...yuk kita langsung aja keatas."Jawabku mengiyakan.
Setelah memakan waktu sekitar 45 menit akhirnya sampai juga kami di Stasiun Den Haag yang belum berapa lama direnovasi itu.Stasiun yang megah dan familiar karena dulu sebelum menikah aku dan teman-teman sering bolak-balik stasiun ini jika akan jalan-jalan atau main ke rumah teman di Delft.

Dari stasiun Den Haag kami bergegas menuju Halte Tram tujuan stasiun Den Haag HS(Holland Spoor) dimana travel biro itu berkantor.Tidak lama sampailah kami di kantor travel biro "Bali Indah Travel".Setelah bertanya kepada seorang pemuda keturunan marokko tentang route menuju alamat travel biro,tibalah kami disana.
"Assalaamuálaikum.."kami ketuk pintu bangunan kecil itu yang berada diantara toko-toko Turki dan warung kecil Marokko.Sepintas sambutan pegawai Travel itu sangat ramah dan bersahabat.Syukurlah berarti aku bukan berada dialamat yang salah.
"Ya Allah semoga Engkau memudahkan urusan perjalanan ke rumah- Mu di tanah suci sana.
Amiiin..."
Setelah bertanya-tanya tentang berkas-berkas pengurusan Haji yang harus aku siapkan,akupun segera mengisi formulir pendaftaran calon Haji juga menyerahkan fotokopi Paspor dan pasfoto .Subhanallah...benarkah aku sedang ikhtiar menuju ke Baitullah? hati ini sedikit ragu.Semoga pengurusan visa yang katanya agak sulit itu bisa dimudahkan oleh-Nya,amiiin.
Bukan aku ragu dengan kuasa Allah,bukan....tapi jika mengingat-ingat lagi kejadian dimasa silam rasanya tidak mungkin aku yang berasal dari keluarga miskin akan bisa berangkat haji tahun ini.
Saat itu aku masih duduk dibangku SMP .Aku dan sahabat baikku pernah punya keinginan yang mungkin waktu itu terucap begitu saja tanpa sadar ternyata Allah mendengar ucapan hamba-Nya ini setelah selang 10 tahun kemudian.Alhamdulillah.....tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
"Aku ingin pergi haji seperti ibuku." Ujar sahabatku itu.Tanpa mau ketinggalan "Aku juga ingin ke Mekkah,tapi.....kapan ya?"...Maklum saja untuk ukuran keluargaku yang pas-pasan ,sangatlah tidak mungkin untuk aku pergi ke Baitullah sana yang tentunya memakan biaya yang tidak sedikit.Saat itu bapakku sudah meninggal dan ibuku baru saja berangkat ke Arab saudi untuk mengundi nasib sebagai TKI.Semoga Allah swt memberikan pahala yang berlipat kepada beliau yang ingin memperbaiki kondisi ekonomi keluarga kami.

Bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar