"Insya Allah ya nak"....kata kata itu begitu lancar keluar dari mulutku.Tapi si Yayu "Salsabila" kelihatannya gak terlalu puas dengan jawabanku...kenapa ya??
Pagi itu seperti biasa dengan rutinitas sebelum pergi ke sekolah.Mulai bangun tidur sampai dengan pakai baju ,biasanya kita ngobrol tentang bermacam-macah hal.Tiba-tiba Salsabila merayu umminya ini dibelikan sepeda baru.Sepeda lamanya udah beberapa waktu lalu hilang dicuri orang......sayang banget sih tapi ya mo gimana lagi.Mungkin dia kangen bersepeda lagi kesekolah.Trus seperti biasa juga aku bilang "insya Allah ya nak" untuk semua hal yang memang ku kira belum bisa kupenuhi.Tapi ternyata si yayu protes "Kok ummi bilang insya Allah sih...? " Als U insya Allah zegt,dat betekent dat het niet zeker is toch...maar ik wil zo graag 'miiiii..." dus gewoon kopen ja .. niet insya Allah"....(diam)...
Ya Allah ternyata teguran itu datang dari anakku sendiri.Begitu seringnya aku bilang insya Allah,dan mungkin sekali begitu sering juga aku mengabaikan kata insya Allah itu dengan menganggap sesuatu hal yg dilengkapi dg kata itu berarti "gak wajib" di kerjakan dengan sungguh-sungguh.Alhamdulillah engkau menegurku ya Rabb-..
Walaupun secara umum memang kata " insya Allah " sangat dianjurkan jika kita merencanakan sesuatu/berjanji ,karena tidak ada seorangpun didunia ini yang bisa menjamin umurnya sampai ke hari besok,bahkan beberapa jam berikutnya.Tapi bukan berarti kita salah menempatkan ucapan ini untuk sesuatu yang kita tidak mau/"malas" melakukannya.Dari pengalaman ini ternyata kesan "tidak sungguh2 " yang melekat dg ucapan insya Allah ini pun menimpaku...padahal nggak bermaksud begitu sih .Memang karena ummi dan Ancik'nya ini belum tahu kapan bisa membelikan sepeda untuk Salsabila lagi....bukan karena tidak mau ...Ini insya Allah yang sungguh-sungguh kok sayaang.....(semoga kami selalu istiqomah dengan ucapan ini)
Utrecht,20 maret 2010
umminyasalsabila dan Nazhifa
Pagi itu seperti biasa dengan rutinitas sebelum pergi ke sekolah.Mulai bangun tidur sampai dengan pakai baju ,biasanya kita ngobrol tentang bermacam-macah hal.Tiba-tiba Salsabila merayu umminya ini dibelikan sepeda baru.Sepeda lamanya udah beberapa waktu lalu hilang dicuri orang......sayang banget sih tapi ya mo gimana lagi.Mungkin dia kangen bersepeda lagi kesekolah.Trus seperti biasa juga aku bilang "insya Allah ya nak" untuk semua hal yang memang ku kira belum bisa kupenuhi.Tapi ternyata si yayu protes "Kok ummi bilang insya Allah sih...? " Als U insya Allah zegt,dat betekent dat het niet zeker is toch...maar ik wil zo graag 'miiiii..." dus gewoon kopen ja .. niet insya Allah"....(diam)...
Ya Allah ternyata teguran itu datang dari anakku sendiri.Begitu seringnya aku bilang insya Allah,dan mungkin sekali begitu sering juga aku mengabaikan kata insya Allah itu dengan menganggap sesuatu hal yg dilengkapi dg kata itu berarti "gak wajib" di kerjakan dengan sungguh-sungguh.Alhamdulillah engkau menegurku ya Rabb-..
Walaupun secara umum memang kata " insya Allah " sangat dianjurkan jika kita merencanakan sesuatu/berjanji ,karena tidak ada seorangpun didunia ini yang bisa menjamin umurnya sampai ke hari besok,bahkan beberapa jam berikutnya.Tapi bukan berarti kita salah menempatkan ucapan ini untuk sesuatu yang kita tidak mau/"malas" melakukannya.Dari pengalaman ini ternyata kesan "tidak sungguh2 " yang melekat dg ucapan insya Allah ini pun menimpaku...padahal nggak bermaksud begitu sih .Memang karena ummi dan Ancik'nya ini belum tahu kapan bisa membelikan sepeda untuk Salsabila lagi....bukan karena tidak mau ...Ini insya Allah yang sungguh-sungguh kok sayaang.....(semoga kami selalu istiqomah dengan ucapan ini)
Utrecht,20 maret 2010
umminyasalsabila dan Nazhifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar